Subscribe to RSS Feed

Sabtu, 25 Desember 2010

Kupu Alcon Biru Belanda

Kupu-kupu ini sebuah subspesies dari Alcon Biru - ditemukan terutama di padang rumput dari Belanda. Sementara spesies lain yang saudara dekatnya masih ada di bagian Eropa dan Asia, Alcon Biru Belanda terakhir terlihat di alam liar pada tahun 1979.
Penyebab kepunahan: Pertumbuhan dalam pembangunan pertanian memiliki dampak negatif pada habitat Alcon Biru dan menyebabkannya kehilangan sumber makanan utama.

Boa Round Island

Asli Round Island, sebuah pulau kecil di lepas pantai Mauritius, Boa Round Island lebih suka tinggal di puncak-lapisan tanah dari lereng gunung berapi. Hal ini pernah ditemukan pada beberapa pulau-pulau lain di sekitar Mauritius, tetapi jumlahnya telah menurun pada tahun 1940-an, dan hanya bisa ditemukan di Round Island setelah 1949. Ular terakhir terlihat pada tahun 1975.
Penyebab kepunahan: Pengenalan non-spesies asli kelinci dan kambing ke Round Island menghancurkan vegetasi dan mengganggu habitat ular itu.

Little Blue Macaw


Juga disebut Little Blue Macaw, dikenal karena bulu biru yang indah. Sementara sebagian masih ada di penangkaran, burung biru kecil ini sudah punah di alam liar.
Penyebab kepunahan: penghancuran Habitat dan perdagangan ilegal berkontribusi pada berkurangnya angka populasi.

 
Badak Hitam Afrika Barat telah dinyatakan punah pada tahun 2006, setelah konservasionis gagal menemukan sisa spesies dalam habitat tersisa terakhir mereka di Kamerun. Badak Hitam Afrika Barat adalah salah satu dari empat subspesies badak.
 
Penyebab kepunahan: para pemburu memburu badak karena tanduk, yang dipercaya oleh beberapa kalangan di Yaman dan Cina memiliki kekuatan aphrodisiacal.

Madeiran Large White

 
Large Madeiran yang menakjubkan.Kupu-kupu putih itu ditemukan di lembah-lembah dari hutan Laurisilva di Kepulauan Madeira Portugal. Kupu-kupu ini memiliki hubungan dekat dengan, Large White, yang umum di seluruh Eropa, Afrika dan Asia.
 
Penyebab kepunahan: Hilangnya habitat karena pembangunan serta polusi dari pupuk pertanian adalah dua penyebab utama dari penurunan spesies.

Zanzibar Leopard


Salah satu dari beberapa subspesies macan tutul di Zanzibar. Leopard ini adalah penghuni alami kepulauan Zanzibar Tanzania. Masih belum jelas apakah kucing besar ini secara teknis punah - Namun kata penduduk sekitar ada sesekali penampakannya tapi belum dapat dikonfirmasi.
 
Penyebab kepunahan: Warga setempat percaya bahwa macan tutul adalah simpanan penyihir, dan akhirnya mereka diburu dengan agresif. Binatang itu dilihat sebagai predator jahat yang harus dibasmi dan bahkan pemerintah mengkampanyekan itu. Pada pertengahan tahun 90-an ada upaya konservasi tapi itu dianggap terlalu kecil, terlalu terlambat.

Saber Tooth


Saber Tooth Tiger adalah Harimau Gigi Pedang dan paling populer dari binatang zaman es yang terbaik. Mereka adalah karnivora yang paling mengesankan yang pernah hidup. ada 2 macam sabertooth di dunia ini ada harimau gigi pedang dari barat AS terkenal pada akhir zaman es. Satu harimau gigi pedang yang paling akrab ialah (genus smilodon). Harimau Gigi pedang mungkin makan binatang besar seperti,kuda,kerbau rusa.

Archaeopteryx

Archaeopteryx (dari Bahasa Yunani Kuno ἀρχαῖος archaios yang berarti ‘kuno’ dan πτέρυξ pteryx yang bearti ‘bulu unggas’ atau ‘sayap’; dibaca “ar-kee-OP-ter-iks” [ɑː(ɹ)kiˈɒptəɹɪks]) adalah jenis burung paling awal dan primitif yang diketahui. Binatang ini hidup pada Periode Jura sekitar 155–150 juta tahun lalu yang saat ini dikenal sebagai wilayah Jerman bagian selatan. Dalam Bahasa Jerman, Archaeopteryx dikenal sebagai Urvogel, sebuah kata yang berarti “burung yang asli” atau “burung pertama”. Meskipun namanya yang asli berasal dari Bahasa Jerman, Kata ini juga digunakan dalam Bahasa Inggris.

Irish Deer


Rusa Besar Irlandia atau Rusa Raksasa, adalah rusa yang paling besar yang pernah hidup.
Tinggal di Eurasia, dari Irlandia ke sebelah timur Lake Baikal, selama Late Pleistocene dan awal Holocene.
Sisa dikenal terakhir spesies sudah adalah karbon ketinggalan jaman ke sekitar 5.700 BC, atau sekitar 7.700 tahun ago.
Rusa Raksasa terkenal untuk ukuran hebatnya (sekitar 2,1 meter atau 7 kaki tinggi di bahu), dan di khusus karena menyebabkan angga yang mana pun yang paling besar diketahui cervid (maksimum 3,65 meters/12 kaki dari membalikkan untuk membalikkan dan menimbang sampai 90 pon).
Diskusi sebab kepunahan mereka masih memusatkan pikiran pada Tanduk (daripada atas ukuran badan keseluruhan mereka), yang mungkin hak lebih banyak sampai dampak mereka pada pengamat daripada milik sebenarnya yang mana pun.
Ada yang sudah mengusulkan berburu oleh manusia adalah faktor menyumbang di demise Rusa Besar Irlandia sebagai itu dengan banyak prasejarah mega-fauna, malah mengasumsikan bahwa ukuran Tanduk besar membatasi gerak-gerik Jantan lewat daerah bersemak atau bahwa sebanyak suatu lain berarti “maladaptation”.
Tetapi bukti untuk over-berburu samar-samar, dan sebagai spesies kontinental, sudah akan ko-berkembang dengan manusia sepanjang keberadaannya dan agaknya sudah menyesuaikan diri sampai penampilan mereka.

Aurochs






Seekor di antara binatang punah Eropa yang paling terkenal, aurochs atau urus (Bos primigenius) sangat besar macam ternak.
Aurochs berkembang di India kira-kira dua juta tahun yang lalu, pindah ke dalam yang Timur Tengah dan lebih lanjut ke dalam Asia, dan Eropa yang dicapai sekitar 250.000 tahun yang lalu.
Oleh ke-13 abad A.D., kompor aurochs dibatasi ke Polandia, Lituania, Moldavia, Transylvania dan Prussia Timur.
Hak untuk memburu binatang besar di negeri yang mana pun dibatasi kepada bangsawan dan lambat laun kepada rumah tangga kerajaan.
Sebagai penduduk aurochs menolak, berburu berhenti tetapi yang kerajaan masih mencumbui penjaga binatang perburuan diperlukan untuk menyediakan bidang terbuka untuk aurochs untuk merumput di.
Penjaga binatang perburuan dikecualikan dari pajak lokal di bertukaran untuk servis mereka dan dekrit membuat mencuri seekor aurochs dapat dihukum oleh kematian.
Di 1564, penjaga binatang perburuan kenal hanya 38 ekor binatang, menurut survai kerajaan.
Di 1920s dua orang penjaga kebun binatang Jerman, saudara laki-laki Heinz dan Lutz Heck, mencoba mnghidupkan kembali aurochs ke dalam keberadaan dari ternak piaraan yang adalah keturunan mereka.
Rencana mereka berdasarkan konsepsi bahwa spesies tidak punah selama semua gennya masih hadir di penduduk hidup.
Hasil adalah jenis yang dianggap Heck Cattle, ‘Created Aurochs’, atau ‘Heck Aurochs’, yang sama seperti kemiripan yang tak benar-benar ke apa yang diketahui tentang fisiologi aurochs liar.

Bigfoot






Bigfoot adalah hewan berbentuk gorila atau kingkong namun ia berjalan tegak seperti manusia dan seluruh tubuhnya dipenuhi bulu. Menurut para saksi mata, Bigfoot mempunyai tinggi sekitar 7 hingga 10 kaki. Laporan mengenai keberadaan Bigfoot banyak didapatkan di Amerika dan wilayah Himalaya. Namun beberapa laporan terakhir menunjukkan Bigfoot terdapat pula di sekitar semenanjung Malaysia. Bigfoot diduga merupakan keturunan hewan purba yang telah punah yang berasal dari keturunan Homo erectus. Bigfoot adalah hewan omnivora. Nama Bigfoot sendiri dipakai karena makhluk ini ditemukan dengan jejak kaki seperti manusia yang besarnya satu setengah kali dari kaki manusia umumnya.

Burung Kecil dari Pulau Stephen, Selandia Baru





Kepunahan burung ini memberikan contoh bahwa penyebab kepunahan tidak hanya akibat dari kekejaman manusia, tapi juga kebodohoan. Di tahun 1894, sebuah mercu suar dibangun di pulau Stephen, pulau yang terisolasi berada di selat antara pulau Utara dan Selatan Selandia Baru. Sebelumnya, pulau ini belum pernah diinjak oleh manusia. Penunggu mercu suar itu, bernama David Lyall, mempunyai seekor kucing yang sering membunuh dan membawa burung-burung kecil ke majikannya itu. David Lyall, penghuni satu-satunya dari pulau Stephen, mengirimkan suatu eksemplar ke museum di Wellington. Direktur museum ini sangat senang, karena burung kecil ini adalah satu-satunya contoh dari burung kecil yang bisa berkicau dan tidak dapat terbang. Dengan tergesa-gesa ia pergi ke pulau Stephen. Sesampainya dia disana, ternyata kucing itu telah membunuh semua burung kecil yang ada di pulau itu. Binatang ini menjadi terkenal karena kepunahannya diakibatkan oleh seekor makhluk hidup saja, yaitu kucing.
Burung kecil ini berburu pada waktu malam, tidak bisa terbang dan memakan seranga. Burung ini sangat kecil; paruhnya berukuran 14mm, sayapnya mempunyai kepanjangan 46-49 mm, dan ekornya 17mm. Jenis jantan sedikit lebih besar dari jenis betina. Hasil studi arkeologi menunjukkan bahwa burung ini hidup di daratan besar Selandia Baru di jaman dulu. Kemungkinan besar, populasi burung ini punah di daratan besar akibat kedatangan tikus yang dibawa orang Maori. Hanya sedikit populasi tersisa dari burung ini yang berdiam di pulau Stephen. Sayangnya, burung ini punah juga di tahun 1894.

Great Auk






Burung Auk luar biasa adalah satu-satunya spesies di genus Pinguinus, burung auk raksasa yang tanpa penerbangan dari Atlantik, untuk hidup terus sampai waktu baru saja, tetapi punah hari ini.
Juga diketahui sebagai garefowl, atau penguin.
Tahan sekitar 75 sentimeter atau tingginya 30-34 inci dan mempertimbangkan sekitar 5 kg, Burung Auk luar biasa yang tanpa penerbangan adalah yang paling besar di antara burung auk.
Mempunyai bulu hitam yang putih dan mengkilap.
Dulu, Burung Auk luar biasa ditemukan berbondong-bondong di pulau tidak jauh dari Kanada timur, Greenland, Eslandia, Norwegia, Irlandia dan Inggris Raya, tetapi akhirnya diburu ke kepunahan.
Tetap ditemukan di Floridan middens menyarankan bahwa sedikitnya sekali-sekali, burung pergi selatan jauh itu pada musim dingin baru-baru ini seperti pada abad ke14.

Senin, 29 November 2010

Sambas Stream Toad

Katak ini terakhir terlihat pada tahun 1950 disalah satu kepulauan terbesar di Dunia yaitu Borneo (Kalimantan) yang dipisahkan oleh Indonesia,Malaysia,dan Brunei.

Hula Painted Frog

Spesies Hula Painted Frog terakhir terlihat di Israel pada tahun 1955.



Scarlet Frog

Katak ini terlihat terakhir pada 1990 di Venezuela.




Turkestanian Salamander

Memiliki habitat asli di Tajikistan,Uzbekistan dan Kyrgystan,namun telah menghilang sejak tahun 1909.




African Painted Frog

Katak berwarna afrika ini dinyatakan telah hilang dari habitat aslinya di Rwanda dan Kongo sejak 1950.



Jackson's Climbing Salamander

Salamander yang memiliki kemampuan memanjat ini telah hilang dari daerah Guatemala sejak tahun 1975.




Mesopotamia Beaked Toad

Katak Mesopotamia berparuh belum terlihat sejak 1914, tapi "menarik" katak mungkin masih berkeliaran terisolasi hingga mencapai Kolombia.




Gastric Brooding Frog

Terakhir terlihat pada tahun 1985, katak Australia adalah salah satu dari sepuluh spesies yang konservasionis paling berharap untuk menemukan selama pencarian global untuk spesies amfibi yang hilang.




Baiji River Dolphin


Lumba-lumba ini disebut “Dewi Yangtze” (bahasa Tionghoa: 长江女神; Hanzi tradisional: 長江女神; bahasa Tionghoa: Cháng Jiāng nǚshén) di Tiongkok, selain itu, lumba-lumba ini juga disebut Lumba-lumba sungai Tiongkok, Lumba-lumba sungai Yangtze, Beiji, Lumba-lumba sirip putih dan Lumba-lumba Yangtze. Daftar merah IUCN tahun 2007 mengklasifikasi Baiji sebagai spesies kritis, dan kemungkinan spesies ini telah punah.
Populasi Baiji menurun dengan drastis pada beberapa dekade karena industrialisasi Tiongkok dan penggunaan sungai untuk memancing, transportasi dan hidrolistrik. Penglihatan Baiji terakhir dikonfirmasi tahun 2004, dengan penglihatan yang tidak dapat dikonfirmasi pada Agustus 2007. Usaha dilakukan untuk menyelamatkan spesies ini, tetapi ekspedisi lumba-lumba air tawar Yangtze 2006 gagal untuk menemukan Baiji di sungai ini. Organisasi ini menyatakan Baiji “punah secara fungsional”, yang akan membuatnya sebagal spesies mamalia air pertama yang punah sejak kepunahan singa laut Jepang dan anjing laut biarawan Karibia tahun 1950-an. Kepunahannya juga akan menjadi kepunahan pertama spesies cetacean.

Syrian Wild Ass



Syrian Wild Ass kemungkinan punah ketika hewan terakhir meninggal di Schönbrunn Kebun Binatang di Wina, Austria, pada tahun 1928. Tersebar luas di seluruh Mesopotamia, bergerombol dalam kawanan besar di pegunungan dan gurun stepa dari Timur Tengah.
Walaupun sebelumnya sudah terancam, dikatakan bahwa Syrian Wild Ass benar-benar habis selama Perang Dunia I, ketika habitat mereka dibanjiri dengan angkatan bersenjata Turki dan pasukan Inggris.

Tecopa Pupfish



Tecopa Pupfish menjadi spesies pertama dapat dinyatakan punah di bawah Endangered Species Act of 1973. Secara resmi pada tahun 1981.
Ikan pertama kali ditemukan di Tecopa Hot Springs di California pada tahun 1942, dan tak lama kemudian terjadi penurunan populasi, ketika mata air panas itu canalized dilairkan ke pemandian-pemandian ari panas. Kepunahannya terjadi ketika hotel dan trailer taman di dekatnya dibangun untuk rekreasi yang lebih nyaman bagi wisatawan.

Bubal Hartebeest



Bubal Hartebeest adalah kijang yang luar biasa dan tangguh yang pernah dipelihara oleh orang Mesir kuno sebagai sumber makanan dan untuk keperluan kurban.
Awalnya binatang tersebar di seluruh Afrika Utara dan Timur Tengah, mitos-mitos yang mengakar tentang binatang itu tidak cukup untuk menyelamatkannya dari pemburu Eropa yang mulai memburu mereka untuk rekreasi dan daging. The last Bubal Hartebeest was probably a female which died in the Paris Zoo in 1923. Bubal Hartebeest yang terakhir yang mungkin betina meninggal di Paris Zoo pada tahun 1923.

Pyrenean Ibex


Pyrenean Ibex yang memiliki salah satu cerita yang lebih menarik di antara binatang punah, karena itu adalah spesies pertama yang pernah dibawa kembali ke eksistensi melalui kloning, hanya untuk kembali punah lagi dalam tujuh menit setelah lahir akibat kegagalan paru-paru. Peristiwa tersebut terjadi pada bulan Januari 2009 yang dilaporkan disini
Pyrenean Ibex terakhir yang lahir secara alami meninggal pada 6 Januari 2000, setelah ditemukan tewas di bawah pohon tumbang di usia 13.

Carribean Monk Seal



Anjing laut Karibia adalah anjing laut satu-satunya yang berasal dari Laut Karibia dan Teluk Meksiko. Jenis ini juga merupakan satu-satunya spesies dari anjing laut yang kepunahannya diakibatkan oleh manusia. Secara resmi dinyatakan punah pada tanggal 6 Juni 2008, meskipun rekaman akhir tentang spesies ini dilakukan di tepi sungai Serranilla antara Honduras dan Jamaika pada tahun 1952.

Golden Toad



Catatan pertama tentang Katak Emas adalah dari herpetologis Jay Savage pada tahun 1966, dan penampakan terakhir dari spesies ini pada tahun 1989. Hewan berwarna jingga keemasan ini berasal dari hutan hujan tropis di sekitar Monteverde, Kosta Rika.

Minggu, 21 November 2010

Walabi-kelinci timur

?Wallabi-Kelinci Timur
Eastern Hare-wallaby Pengo.jpg
Status konservasi
Punah  (1889)
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Diprotodontia
Famili: Macropodidae
Genus: Lagorchestes
Spesies: L. leporides
Nama binomial
Lagorchestes leporides
(Gould, 1841)
Walabi-Kelinci Timur (Inggris Eastern Hare-Wallaby; Latin Lagorchestes leporides) adalah salah satu spesies Walabi yang telah punah. Binatang ini dahulu hidup di dataran pedalaman Australia tenggara dan memiliki kebiasaan hidup seperti kelinci. Binatang ini memiliki posisi istirahat yang unik pada siang hari, biasanya di bawah perlindungan serumpun rumput ilalang tussock. Jika binatang ini didekati, maka ia akan meloncat dengan kecepatan penuh. Seekor wallabi yang dikejar pemangsa atau pemburu pada jarak 500 meter akan menggandakan lompatannya dengan tiba-tiba dan kembali dalam 6 meter dan dapat melompat setinggi 1,8 meter. Hal ini terjadi pada John Gould yang dilompati kepalanya oleh seekor wallabi-kelinci.
Binatang ini dulu merupakan spesies yang umum, namun mungkin bersaing dengan sapi atau domba. Bisa juga ia terkena dampak buruk pola terbakarnya ladang yang berubah atau karena penyebaran kucing. Catatan terakhir melaporkan adanya spesies betina yang ditangkap oleh Mr. Bennett pada bulan Agustus 1889.

Sapi laut Steller

?Steller's Sea Cow
Hydrodamalis gigas drawing.png
Status konservasi
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mammalia
Ordo: Sirenia
Famili: Dugongidae
Upafamili: Hydrodamalinae
Palmer, 1895
Genus: Hydrodamalis
Retzius, 1794
Spesies: H. gigas
Nama binomial
Hydrodamalis gigas
(Zimmermann, 1780)
Sapi laut Steller (Hydrodamalis gigas) adalah mamalia sirenia besar yang telah punah dan sebelumnya dapat ditemukan di pantai laut Bering di Asia. Sapi laut Steller ditemukan di kepulauan Komander tahun 1741 oleh penyelidik alam Georg Steller, yang melakukan perjalanan dengan penjelajah Vitus Bering. Populasi kecil hidup di air Arktik di sekitar pulau Bering dan didekat pulau Medny. Namun, karena kedatangan manusia mereka hidup di pantai Pasifik utara.
Populasi sapi laut ada pada jumlah kecil dan terbatas ketika Steller mendeskripsikan mereka. Steller mengatakan bahwa mereka ditemukan pada kelompok, tetapi Stejneger memperkirakan terdapat lebih sedikit dari 1500 yang tersisa dan terancam punah karena diburu manusia.[1] Mereka dihabisi oleh pelaut, pemburu anjing laut, dan pedagang bulu yang mengikuti rute Bering ke Alaska, yang memburu mereka untuk makanan dan kulitnya yang digunakan untuk membuat kapal. Mereka juga diburu untuk lemaknya yang tidak hanya digunakan untuk makanan, tetapi juga sebagai lampu minyak karena tidak mengeluarkan asap atau bau dan dapat disimpan dalam waktu yang lama pada udara hangat. Pada tahun 1768, kurang dari 30 tahun singa laut ini ditemukan, singa laut Steller telah punah.
Fosil menandakan singa laut Steller sebelumnya menyebar di pantai Pasifik utara, mencapai Jepang selatan dan California. Tibanya manusia merupakan salah satu akibat kepunahan singa laut Steller.

Harimau Tasmania

?Harimau Tasmania[1]
Thylacinus.jpg
Status konservasi
Status iucn2.3 EX.svg
Punah  (1936) (IUCN 2.3)[2]
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Mamalia
Infrakelas: Marsupialia
Ordo: Dasyuromorphia
Famili: Thylacinidae
Genus: Thylacinus
Spesies: T. cynocephalus
Nama binomial
Thylacinus cynocephalus
(Harris, 1808)
Harimau Tasmania (Thylacinus cynocephalus) adalah marsupial karnivora masa modern terbesar yang pernah diketahui. Binatang ini berasal dari Australia dan pulau Papua dan dinyatakan punah pada abad ke-20. Binatang ini disebut harimau Tasmania karena punggungnya yang bercorak belang, namun ada juga yang menyebutnya serigala Tasmania, dan dari mulut ke mulut disebut harimau Tassie (atau Tazzy) atau cukup harimau saja.[a] Binatang ini adalah spesies terakhir dari genusnya, Thylacinus. Sebagaian besar spesiesnya ditemukan dalam bentuk fosil yang berasal dari awal zaman Miosen.
Harimau Tasmania punah di daratan Australia ribuan tahun sebelum kedatangan bangsa Eropa di Australia, namun berhasil bertahan di pulau Tasmania bersama dengan sejumlah spesies endemik lainnya, termasuk setan Tasmania. Selain akibat perburuan berhadiah yang berlebihan, kepunahan hewan ini mungkin juga disebabkan oleh serangan penyakit, anjing, dan gangguan manusia terhadap habitatnya. Meskipun secara resmi dianggap telah punah, laporan tentang terlihatnya hewan ini masih ada.
Sebagaimana harimau dan serigala di belahan utara, harimau Tasmania merupakan pemangsa yang ada di puncak rantai makanan. Sebagai seekor marsupial, binatang ini tidak terkait dengan eutheria. Kemiripan postur dan adaptasinya disebabkan oleh evolusi konvergen. Keluarga terdekat spesies ini adalah setan Tasmania.[3]

Evolusi

Illustrasi Thylacinus potens, hidup pada masa Miosen, yang dianggap sebagai saudara harimau Tasmania terbesar yang diketahui.
Harimau Tasmania modern pertama muncul sekitar 4 juta tahun lalu. Spesies familia Thylacinidae telah ada sejak awal Miosen; sejak awal tahun 1990an, sedikitnya tujuh spesies fosil telah ditemukan di Riversleigh, bagian dari Taman Nasional Bukit Lawn di barat laut Queensland.[4][5] Harimau Tasmania Dickson (Nimbacinus dicksoni), spesies tertua dari ketujuh spesies fosil yang ditemukan, menunjukkan umur sekitar 23 juta tahun. Thylacinid ini lebih kecil daripada familia terakhirnya.[6] Spesies terbesar, Thylacinus potens yang tumbuh hingga seukuran serigala, merupakan satu-satunya spesies yang selamat hingga Miosen akhir.[7] Pada Pleistosen akhir dan Holosen awal, harimau Tasmania modern tersebar luas (meskipun tidak banyak) hingga Australia dan pulau Papua.[8]
Tengkorak harimau Tasmania (kiri) dan serigala abu-abu (Canis lupus), hampir identik meskipun spesiesnya tidak berhubungan. Penelitian menunjukan bentuk tengkorak Rubah Merah, Vulpes vulpes, bahkan lebih mirip dengan harimau Tasmania.[9]
Sebagai contoh evolusi konvergen, harimau Tasmania menunjukkan banyak persamaan dengan anggota famili Canidae (anjing) belahan utara: gigi tajam, rahang kuat, kaki jinjit dan postur tubuh yang relatif sama. Karena harimau Tasmania di alam yang serupa dengan alam kehidupan anjing di belahan dunia lainnya, perkembangannya pun serupa.
Hewan ini mudah dibedakan dari anjing asli karena corak belang pada punggungnya, tapi tidak dengan kerangkanya. Mahasiswa zoologi di Oxford diberi tugas mengidentifikasi 100 spesimen zoologi sebagai bagian dari ujian akhir. Beredar berita [di kalangan mahasiswa], setiap kali tengkorak 'anjing' diperlihatkan, untuk amannya bisa langsung ditebak sebagai Thylacinus, alasannya bila tengkorak yang jelas-jelas tengkorak anjing diujikan, pastinya itu soal jebakan. Kemudian pada suatu tahun, berkat inisiatif dosen penguji, tengkorak anjing yang asli diletakkan untuk menjebak mahasiswa. Cara yang paling mudah untuk mengetahui perbedaannya adalah adanya dua lubang mencolok di tulang langit-langit mulut, yang merupakan karakteristik marsupialia umumnya.

Penemuan dan taksonomi

Penduduk asli Australia telah mengenal harimau Tasmania sejak lama, terbukti dari adanya lukisan dan ukiran batu berumur 1000 SM.[10] Lukisan petroglif harimau Tasmania dapat ditemukan di daerah seni karang Dampier di Murujuga, Australia Barat. Pada saat penjelajah pertama tiba, binatang ini sudah jarang ditemui di Tasmania. Ketika Abel Tasman dan rombongannya tiba di Tasmania (1642), mereka menemukan jejak kaki "binatang buas yang memiliki cakar seperti Harimau".[11] Marc-Joseph Marion du Fresne, tiba dengan Mascarin pada tahun 1772, melaporkan melikat seekor "kucing harimau".[12] Identifikasi positif harimau Tasmania sebagai penemuan binatang tidak dapat dibuat dari laporan ini karena Quoll Harimau juga digambarkan dengan cara yang sama. Deskripsi harimau Tasmania secara pasti dibuat oleh penjelajah Perancis pada 13 Mei 1792, seperti dicatat oleh penyidik alam Jacques Labillardière, dalam jurnalnya dari ekspedisi yang dipimpin D'Entrecasteaux. Namun begitu, hal ini tidak sampai tahun 1805 bahwa William Paterson, Letnan Gubernur Tasmania, mengirimkan sebuah deskripsi lengkap untuk dipublikasikan dalam Sydney Gazette dan Pemasangan Iklan New South Wales.[13]
Cetakan asli harimau Tasmania dari abad 19. Lukisan ini tidak menurut anatomi yang akurat.
Deskripsi ilmiah detail pertama dibuat oleh Wakil Petugas Survei Umum Tasmania, George Harris pada tahun 1808, lima tahun setelah penjajahan pertama pulau.[14] Harris awalnya menempatkan harimau Tasmania dalam genus Didelphis, yang telah dibuat oleh Carolus Linnaeus untuk oposum Amerika, yang mendeskripsikan binatang itu sebagai Didelphis cynocephala, "anjing berkepala oposum". Pengenalan bahwa marsupialia Australia pada dasarnya berbeda dari mamalia yang diketahui yang mendorong menuju pengelompokan modern, dan pada tahun 1796 Geoffroy Saint-Hilaire membuat genus Dasyurus dimana dia menempatkan harimau Tasmania pada tahun 1810. Untuk memisahkan campuran tatanama Yunani dan Latin, nama spesies diubah menjadi cynocephalus. Pada tahun 1824, bentuk itu dipisahkan menuju ke dalam genusnya sendiri, Thylacinus, oleh Temminck.[15] Nama umum diperoleh secara langsung dari nama genus, yang mulanya dari Bahasa Yunani θύλακος (thylakos), yang berarti kantung.[16][a]

Deskripsi

Deskripsi tentang harimau Tasmania bervariasi karena bukti terbatas hanya pada spesimen joey; fosil; kulit dan tulang tetap ada; foto dan film hitam putih binatang di penangkaran; dan laporan di lapangan.
Harimau Tasmania menyerupai anjing besar dengan rambut pendek yang memiliki ekor kuat yang dengan lancar terbentang dari tubuh yang mirip dengan kangguru. Banyak penetap Eropa melakukan perbandingan langsung harimau Tasmania dengan Hyena karena kelakuan yang tidak biasa.[3] Kulit harimau Tasmania yang berwarna kuning-coklat memiliki 13 sampai 21 garis belang istimewa di sepanjang punggung, pantat dan ekor, sehingga binatang ini sering dijuluki "Harimau". Garis lebih ditandai pada spesimen yang lebih muda dan memudar jika harimau Tasmania semakin tua.[17] Salah satu garis terbentang ke bawah di luar bagian belakang paha. Bulu tubuhnya tebal dan lembut, dengan panjang diatas 15 mm; pada usia muda, ujung ekor harimau Tasmania memiliki hiasan. Telinga lurus yang berbentuk bulat memiliki panjang sekitar 8 cm dan terdapat bulu.[18] Warna bervariasi dari coklat kekuningan muda sampai coklat tua; perut Thylacne berwarna cream.[19]

Harimau Tasmania dewasa memiliki panjang 100-180 cm, termasuk ekor dengan panjang 50-65 cm.[20] Ukuran terbesar spesimen adalah 290 cm dari hidung ke ekor.[19] Harimau Tasmania dewasa berdiri sekitar 60 cm pada pundak dan memiliki massa 20-30 Kg.[20] Terdapat sedikit dimorfisme seksual dengan wanita dewasa menjadi lebih kecil daripada laki-laki normal.[21]
Harimau Tasmania betina memiliki kantong perut dengan empat puting susu, tetapi tidak seperti marsupial lainnya, kantong perut terbuka ke bagian belakang tubuh. Laki-laki memiliki kantong perut skrotum, unik diantara marsupialia Australia dengan mereka dapat menarik skrotum mereka.[17]
Harimau Tasmania dapat membuka rahangnya dengan besar yang tidak biasa: diatas 120°. Kemampuan ini dapat terlihat dari bagian salah satu film pendek hitam putih buatan David Fleay pada penangkaran harimau Tasmania dari 1933. Rahangnya berotot tegap dan kuat serta memiliki 46 gigi.[18]
Jejak kaki harimau Tasmania dapat dibedakan dari binatang lainnya; tidak seperti rubah, kucing, anjing, wombat atau setan Tasmania, harimau Tasmania memiliki telapak bagian belakang pada kaki dan tangan yang sangat besar dan 4 telapak depan yang disusun pada garis yang hampir lurus.[22] Kaki belakang mirip dengan kaki depan tetapi memiliki 4 jari kaki dan bukan 5. Cakar mereka tidak dapat ditarik masuk.[17]
Jejak kaki harimau Tasmania dengan mudah dibedakan dari binatang lainnya.
Penelitian awal menghasilkan bahwa harimau Tasmania memiliki indera penciuman yang kuat yang membuatnya dapat mendeteksi mangsa,[22] tetapi analisis struktur otaknya menemukan bahwa bulbus olfaktorius harimau Tasmania tidak berkembang dengan baik. Binatang ini mungkin mengandalkan penglihatan dan pendengaran sebagai pengganti ketika berburu.[17] Beberapa pengamat mendeskripsikan bahwa harimau Tasmania memiliki bau yang kuat dan istimewa, deskripsi lain mendeskripsikan bau bersih, bau binatang, dan ada penjelasan tidak ada bau sama sekali. Harimau Tasmania mungkin memiliki hubungan dekat dengan setan Tasmania karena memberikan bau ketika diganggu.[23]
Harimau Tasmania memiliki gaya berjalan yang kaku dan aneh, membuatnya tidak dapat berlari dengan kecepatan tinggi. Harimau Tasmania juga dapat menampilkan lompatan yang mirip dengan kangguru -- dilakukan dalam berbagai waktu oleh spesimen penangkaran.[17] Terdapat spekulasi bahwa hal ini digunakan untuk mempercepat bentuk gerakan ketika binatang menjadi takut. Harimau Tasmania juga dapat menyeimbangkannya pada kaki belakang dan berdiri tegak lurus untuk periode singkat.[24]
Walaupun tidak ada rekaman suara harimau Tasmania, pengamat binatang di alam bebas dan di penangkaran mencatat bahwa harimau Tasmania akan mengerang dan mendesis ketika diganggu, sering diikuti oleh ancaman menguap. Selama berburu, harimau Tasmania akan mengeluarkan semacam gonggongan seperti batuk dengan cepat yang berulang kali (dideskripsikan sebagai "yip-yap", "cay-yip" atau "hop-hop-hop"), mungkin untuk berkomunikasi antara anggota keluarga.[25] Harimau Tasmania juga memiliki teriakan rengekan panjang, mungkin untuk identifikasi pada kejauhan, dan suara dengus panjang yang digunakan untuk komunikasi antara anggota keluarga.[26]

Ekologi dan sifat

Sedikit yang diketahui tentang sifat atau habitat harimau Tasmania. Beberapa pengamatan binatang pada penangkaran, tetapi terbatas, bukti bersifat anekdot ada tentang sifat binatang di alam bebas. Kebanyakan pengamatan dilakukan selama siang hari sedangkan harimau Tasmania secara alami aktif di malam hari. Pengamatan yang dilakukan di abad ke-20 tersebut dapat menjadi tidak biasa karena binatang tersebut sudah dalam keadaan terancam yang nantinya menyebabkan kepunahannya. Beberapa karakteristik sikap telah direka-reka dari kelakuan setan Tasmania, spesies yang berhubungan dengan harimau Tasmania.
Harimau Tasmania dipercaya menyukai hutan dan padang rumput dekat pesisir pantai. Pola bergaris mereka menyediakan kamuflase di hutan,[17] tetapi dapat juga merupakan cara untuk mengindentifikasi harimau Tasmania.[27]
Harimau Tasmania mungkin menyukai hutan eukaliptus kering, daratan basah dan padang rumput di Australia.[22] Lukisan bebatuan Australia asli menandakan bahwa harimau Tasmania hidup di Australia dan pulau Irian. Bukti keberadaan binatang ini di Australia berasal dari bangkai yang ditemukan di goa di dataran Nullarbor di Australia Barat tahun 1990; penanggalan radiokarbon menemukan bangkai itu berusia 3.300 tahun.[28]
Di Tasmania, harimau Tasmania lebih menyukai hutan dan padang rumput dekat pantai yang menjadi fokus utama pendatang Britania yang mencari rumput makanan ternak untuk peternakan mereka.[29] Harimau Tasmania memiliki jangkauan kediaman tinggal antara 40 sampai 80 km².[19] Harimau Tasmania berada dalam jangkau kediamannya tanpa menjadi hewan teritorial; kawanan yang kadang-kadang terlalu besar untuk disebut keluarga kadang-kadang diamati bersama.[30]
Harimau Tasmania adalah binatang yang muncul pada malam hari dan pemburu krepuskular, menghabiskan siang hari di goa kecil atau batang pohon berlubang di sebuah sarang ranting poho atau pakis. Harimau Tasmania cenderung lari ke bukit dan hutan untuk berlindung selama siang hari dan berburu pada malam hari. Pengamatan awal mencatat bahwa binatang tersebut pemalu dan berahasia, dengan kesadaran terhadap kehadiran manusia dan biasanya menghindari hubungan, walaupun kadang-kadang menunjukkan sikap ingin tahu.[25]
Terdapat bukti paling sedikit di antaranya berkembang biak sepanjang tahun (rekaman pilihan menunjukkan penemuan joey di kantung perut terus menerus sepanjang tahun), walaupun puncak musim berkembang biak terjadi pada saat musim dingin dan musim semi.[17] Mereka akan memproduksi lebih dari 4 anak (kadang-kadang 2 atau 3), membawa yang muda ke kantong perut selama 3 bulan dan dilindungi hingga ukuran ½ dewasa. Anak mereka awalnya buta dan tidak berambut, tetapi mata mereka terbuka dan berbulu ketika meninggalkan kantong perut.[17] Setelah meninggalkan kantong perut, dan sampai cukup berkembang, anak-anak akan tetap berada di sarang mereka sementara sang induk berburu.[31] Harimau Tasmania hanya sekali berkembang biak di penangkaran, di Kebun Binatang Melbourne tahun 1899.[32] Harapan hidup mereka di alam bebas diperkirakan 5-7 tahun, walaupun spesimen penangkaran mampu bertahan sampai 9 tahun.[22]

Makanan

Analisis tulang yang berisi bahwa ketika berburu, harimau Tasmania bergantung pada stamina daripada kecepatan pada pengejaran.
Harimau Tasmania merupakan hewan karnivora. Perutnya berotot tegap dengan kemampuan untuk menggembungkan perutnya sehingga dapat makan dalam jumlah besar, mungkin adaptasi untuk mengganti kerugian untuk periode panjang ketika berburu tidak berhasil dan makanan yang jarang.[17] Analisis tulang dan pengamatan harimau Tasmania di penangkaran untuk harimau Tasmania satu-satu mengincar binatang dan mengejarnya sampai incaran tersebut lelah. Beberapa penelitian mengakhiri bahwa binatang dapat berburu dalam grup keluarga kecil dengan grup utama mengumpulkan sasaran pada arah umum individu menunggu penyergapan.[14] Pemasang perangkap melaporkan harimau Tasmania sebagai predator penyergap.[17]
Mangsa harimau Tasmania termasuk kangguru, walabi, wombat, burung dan binatang kecil seperti potoroo dan posum. Emu Tasmania pernah menjadi mangsa favorit harimau Tasmania. Emu adalah burung besar dan tidak dapat terbang yang berbagi habitat dengan harimau Tasmania dan diburu sampai kepunahannya sekitar tahun 1850, kemungkinan bertepatan dengan berkurangnya jumlah harimau Tasmania.[33] Baik Dingo[34] dan rubah[35] diketahui berburu emu di daratan utama Australia.[c] Selama abad ke-20, harimau Tasmania sering dikarakterisasikan sebagai peminum darah utama, tetapi sedikit referensi dibuat untuk ciri ini; popularitasnya berasal dari sebuah laporan.[36] Penetap Eropa mempercayai bahwa harimau Tasmania mengincar domba dan unggas petani.[d] Di penangkaran, harimau Tasmania diberi makan dengan berbagai makanan, termasuk kelinci mati, walabi, daging sapi, daging kambing, daging kuda dan kadang-kadang unggas.[37]

Kepunahan

Harimau Tasmania punah di Australia sekitar 2.000 tahun yang lalu (kemungkinan punah lebih awal di pulau Papua).[e] Kepunahan harimau Tasmania disebabkan oleh kompetisi dengan penduduk asli dan spesies invasif, Dingo. Kesangsian ada antara dampak Dingo, namun, dua spesies tersebut tidak akan ada dalam kompetisi langsung dengan satu lainnya. Dingo adalah predator yang berburu pada siang hari, sementara diketahui bahwa harimau Tasmania berburu pada malam hari. Harimau Tasmania memiliki tubuh yang kuat, yang akan memberinya kelebihan pada pertemuan satu lawan satu.[38]
Lukisan batu dari Taman Nasional Kakadu dengan jelas menunjukan harimau Tasmania diburu oleh penduduk asli,[39] dan dipercaya bahwa Dingo dan harimau Tasmania berkompetisi untuk mangsa yang sama. Lingkungan mereka dengan jelas saling melengkapi: Sisa sub fosil harimau Tasmania telah ditemukan pada tempat yang dekat dengan Dingo. Adopsi Dingo sebagai rekan berburu oleh suku asli menyebabkan peningkatan tekanan jumlah populasi harimau Tasmania.[8]
Dalam foto yang banyak disebarluaskan, seekor harimau Tasmania sedang membawa ayam, semakin mengukuhkan reputasinya sebagai pencuri unggas. Faktanya, gambar itu dipotong untuk menyembunyikan rumah dan pagar,
dan analisis oleh satu ilmuan telah mengakhiri bahwa harimau Tasmania adalah spesimen awetan, berpose untuk kamera.[40] Foto ini diambil pada tahun 1921 oleh Henry Burrell.
Meskipun Harimau Tasmania hampir punah di Australia daratan pada masa datangnya bangsa Eropa, dan punah sekitar abad ke-19, spesies ini selamat di pulau Tasmania hingga tahun 1930-an. Pada waktu penduduk Eropa pertama tiba di Tasmania, kedatangan terbesar terjadi di timur-laut, barat-laut dan utara-tengah.[29] Pada awal kedatangan bangsa Eropa, harimau Tasmania jarang terlihat, akan tetapi spesies tersebut mulai menyerang domba; hal ini menyebabkan munculnya sayembara hadiah untuk mengendalikan jumlah harimau Tasmania. Van Diemen's Land Company menawarkan hadiah untuk penangkapan harimau Tasmania dari awal tahun 1830 dan antara 1888 sampai 1909 pemerintah Tasmania membayar £1 untuk kepala harimau Tasmania (10 shilling untuk anak harimau Tasmania). Mereka telah menyerahkan 2.184 hadiah, akan tetapi jumlah harimau Tasmania yang terbunuh jauh lebih banyak.[22] Kepunahannya diakibatkan oleh petani dan pemburu bayaran.[22] Namun, diketahui terdapat faktor lain yang menyebabkan kepunahannya, seperti kompetisi dengan anjing liar (dibawa oleh pendatang baru),[41] berkurangnya habitat, kepunahan spesies mangsa, dan penyakit pada binatang yang juga mempengaruhi banyak spesies pada saat itu.[19][42]
Apapun alasannya, harimau Tasmania menjadi sangat langka di alam bebas pada akhir tahun 1920-an. Terdapat beberapa usaha untuk menyelamatkan spesies ini dari kepunahan. Catatan pada komite manajemen Wilsons Promontory yang dicatat pada 1908 termasuk rekomendasi untuk harimau Tasmania untuk diperkenalkan kembali pada beberapa lokasi yang tepat di tanah utama Victoria. Pada tahun 1928, Tasmanian Advisory Committee for Native Fauna merekomendasikan tempat untuk melindungi harimau Tasmania yang tersisa, dengan tempat potensial habitat yang pas termasuk daerah Arthur-Pieman di Tasmania barat.[43]
Harimau Tasmania liar yang terakhir kali diketahui dibunuh dengan cara ditembak tahun 1930 oleh petani Wilf Batty di Mawbanna, di timur laut Tasmania. Harimau Tasmania (dipercaya laki-laki) terlihat di kandang ayam Batty selama beberapa minggu.[44]
Harimau Tasmania terakhir yang diketahui difoto oleh Kebun Binatang Hobart tahun 1933. Kantung skrotum tidak terlihat pada foto atau film lainnya yang diambil, sehingga memunculkan anggapan bahwa "Benjamin" berjenis kelamin betina.

Benjamin dan pencarian

Harimau Tasmania terakhir, nantinya merujuk sebagai Benjamin[f] (walaupun jenis kelaminnya belum dikonfirmasi) ditangkap pada tahun 1933 dan dikirim ke Kebun Binatang Hobart. Benjamin hidup disana selama tiga tahun. Benjamin meninggal pada tanggal 7 September 1936. Benjamin dipercaya meninggal karena akibat dari kelalaian — terkunci diluar sarang tempat tidur, diketahui terbakar panas pada siang hari dan temperatur dingin di malam hari.[45] Film harimau Tasmania bergerak terakhir yang diketahui sepanjang 62 detik yang merupakan rekaman hitam putih Benjamin melangkah mundur dan maju pada pagar dan rekaman ini diambil tahun 1933.[46][g] National Threatened Species Day diadakan tiap tahun pada tanggal 7 September di Australia untuk mengenang Benjamin. Perayaan ini dirayakan sejak tahun 1996.[47]
Walaupun terdapat gerakan konservasi untuk perlindungan harimau Tasmania sejak tahun 1901, karena meningkatnya kesulitan mendapat spesimen untuk koleksi luar negeri, kesulitan politik mencegah bentuk perlindungan sampai tahun 1936. Perlindungan resmi spesies oleh pemerintah Tasmania diperkenalkan pada tanggal 10 Juli 1936, 59 hari sebelum spesimen terakhir meninggal di penangkaran.[48]
Hasil dari pencarian yang berikut menandakan kemungkinan kuat selamatnya spesies ini di Tasmania pada tahun 1960-an. Pencarian oleh Dr. Eric Guiler dan David Fleay di barat-laut Tasmania menemukan jejak kaki yang mungkin milik harimau Tasmania, vokalisasi yang terdengar yang cocok untuk deskripsi harimau Tasmania, dan bukti bersifat anekdot yang dikumpulkan dari orang yang menyatakan melihat binatang itu. Namun, tidak ada bukti meyakinkan yang ditemukan bahwa harimau Tasmania masih selamat di alam bebas.[3]
Harimau Tasmania mendapat status "spesies terancam" sampai tahun 1986. Standar internasional menyatakan bahwa binatang apapun yang spesimennya tidak ditemukan selama 50 tahun dapat dinyatakan punah. Karena tidak ada bukti keberadaan harimau Tasmania yang ditemukan sejak kematian Benjamin tahun 1936, harimau Tasmania menemui kriteria resmi dan dinyatakan punah oleh IUCN.[2] The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) lebih berhati-hati dengan memberikan status "mungkin punah" pada harimau Tasmania.[49]

Penglihatan yang belum dikonfirmasi

Walaupun harimau Tasmania secara resmi punah, banyak orang percaya binatang ini masih ada. Beberapa orang mengklaim melihat harimau Tasmania di Tasmania, bagian lain Australia dan bahkan di Irian Jaya, Indonesia, didekat perbatasan dengan pulau Papua. The Australian Rare Fauna Research Association melaporkan mendapat 3.800 laporan penglihatan pada data dari tanah utama Australia sejak kepunahan tahun 1936,[50] sementara Mystery Animal Research Centre of Australia menerima 138 laporan penglihatan setelah tahun 1998, dan Departemen Konservasi dan Pengelolaan Tanah menerima 65 laporan penglihatan di Australia Barat selama periode yang sama.[25] Peneliti harimau Tasmania Buck dan Joan Emburg dari Tasmania melaporkan 360 penampakan di Tasmania dan 269 penampakan di daratan Australia pada abad ke-20 setelah kepunahan, figur mengikuti dari jumlah sumber.[51] Di tanah utama Australia, penglihatan paling sering terlihat di Victoria selatan.[52]
Gambaran artis tentang dua harimau Tasmania tahun 1883.
Penglihatan rubah merah (pertama kali diperkenalkan awal tahun 1864 dan kembali diperkenalkan sekitar tahun 2000)[53][54] di Tasmania direspon dengan sangat serius, meskipun hanya sedikit bukti kehadiran spesies itu di pulau tersebut.[55][56][h] Sementara Fox Free Tasmanian Taskforce menerima dana dari pemerintah, tidak ada lagi dana untuk pencarian rubah merah. Kesulitan melokasi rubah di alam Tasmania untuk beberapa kesempatan keselamatan harimau Tasmania dari kontak manusia.[53]
Meskipun banyak penglihatan dengan cepat hilang, beberapa mengeluarkan publisitas yang besar. Pada tahun 1982, peneliti Hans Narding dari Tasmania Parks and Wildlife Service, mengamati harimau Tasmania 3 menit selama malam di tempat dekat sungai Arthur di barat laut negara bagian tersebut. Pengamatan menyebabkan pencarian luas yang didanai pemerintah.[57] Pada bulan Januari tahun 1995, petugas melaporkan melihat harimau Tasmania di Pyengana, timur laut Tasmania pada pagi hari. Pencarian selanjutnya tidak menemukan adanya jejak binatang tersebut.[58] Pada tahun 1997, dilaporkan bahwa penduduk asli dan misionaris didekat Gunung Cartenz di Irian Jaya,[i] telah melihat harimau Tasmania. Penduduk lokal rupanya tahu tentang harimau Tasman selama beberapa tahun tetapi belum membuat laporan resmi.[59] Pada bulan Februari tahun 2005, Klaus Emmerichs, turis Jerman mengklaim mengambil foto harimau Tasmania yang ia lihat di dekat Taman Nasional danau St Clair-gunung Cradle, tetapi keaslian foto itu masih belum terjamin.[60] Foto tersebut tidak dipublikasi sampai bulan April tahun 2006, 14 bulan setelah penampakan. Foto itu, yang hanya menunjukan punggung harimau Tasmania dikatakan oleh yang mempelajarinya untuk menjadi tidak meyakinkan sebagai bukti bahwa harimau Tasmania masih belum punah.[61][62]

Riset modern dan proyek

Detail tengkorak dari kerangka lengkap di Museum Tasmania dan Galeri Seni, Hobart, Tasmania.
 
Rekaman seluruh spesimen, banyak yang merupakan koleksi Eropa, yang sekarang disimpan di International Thylacine Specimen Database. Museum Australia di Sydney mulai melakukan proyek kloning sejak tahun 1999.[65] Hasilnya digunakan untuk materi genetika dari berbagai spesimen yang diambil dan dipelihara pada awal abad 20 untuk mengkloning individu baru dan mengembalikan spesies dari kepunahan. Beberapa pakar mikrobiologi serius telah menganggap remeh proyek sebagai akrobat PR dan anjuran pemimpinnya, Profesor Mike Archer, menerima nominasi tahun 2002 untuk penghargaan Bent Spoon orang Australia yang suka meragui untuk "pelaku bagian paling tidak masuk akal atau secara ilmiah tidak masuk akal".[66]
Pada akhir tahun 2002, para ilmuan berhasil mendapat DNA harimau Tasmania yang dapat direplikasi.[67] Pada tanggal 15 Februari 2005, museum mengumumkan akan menghentikan proyek setelah uji coba menunjukan DNA yang didapat dari spesimen terlalu terdegradasi untuk digunakan.[68][69] Pada bulan Mei tahun 2005, profesor Michael Archer, ketua ilmu pengetahuan Universitas New South Wales, mantan direktur museum Australia dan ahli biologi evolusioner mengumumkan bahwa proyek diulang kembali oleh grup universitas dan institut penelitian yang tertarik.[61][70]
International Thylacine Specimen Database (ITSD) selesai pada April 2005 dan merupakan puncak proyek penelitian 4 tahun untuk katalog dan foto digital, jika mungkin, semua koleksi pribadi dan material spesimen harimau Tasmania yang diketahui[j] selamat. Catatan diadakan di Zoological Society of London.[2]
Pada tahun 2008, ilmuwan Andrew J. Pask, Richard R. Behringer1 dan Marilyn B. Renfree melaporkan bahwa mereka berhasil merestorasi kemampuan gen Col2A1 yang didapat dari jaringan harimau Tasmania berusia 100 tahun dari koleksi museum. Mereka lalu menghidupkan kembali gen tersebut di dalam embrio tikus. Penelitian ini diharap dapat mengembalikan populasi harimau Tasmania[71] [72]